Catatan Kecil Pengesahan Anggota di Kalimantan Tengah

Solidaritas Perempuan sebagai organisasi Feminis yang berjuang dan bergerak bersama perempuan untuk melawan segala macam bentuk penindasan yang dialami oleh perempuan dan merebut kembali kedaulatannya yang selama ini terus tergerus dan hilang karena kebijakan Negara dan masifnya perampasan lahan sebagai sumber kehidupan perempuan. Dalam usianya yang memasuki 28 tahun Solidaritas Perempuan terus mengembangkan dan memperluasa gerak organisasi, hingga ke Kalimantan Tengah yang telah dimulai sejak tahun 2012.

Perjalanan Solidaritas Perempuan yang panjang, 6 tahun bersama perempuan hebat dari desa Mantangai, Kalumpang dan Sei Ahas serta kelompok muda di Palangka Raya telah berbuah manis. Hari bersejarah itu telah ditorehkan, 7 Desember 2018 tonggak sejarah telah didirikan, 15 orang perempuan di Kalimantan Tengah telah disahkan dan diterima sebagai anggota SP setelah melalui jalan panjang selama 6 tahun.

Beragam cerita dan curhatan para perempuan membuat kami yang datang dari Jakarta menjadi tercengang dan takjub. Ada keingingan yang tulus dan semangat yang besar dari mereka untuk menjadi bagian dari  gerak organisasi lalu berjuang bersama untuk melawan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan yang selama ini lekat dengan kehidupan perempuan yang pandangan budaya patriarki yang berkelindan dengan pemahaman agama yang monolitik mengakar kuat dalam kehidupan mereka.  Semangat perjuangan dan melawan itu terpancar dari raut wajah mereka, dan SP adalah jalan untuk mengokohkan perjuangan untuk keadilan. Bersama SP mereka yakin bisa membangun kekuatan dan saling menguatkan tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Bu Remi salah seorang calon anggota  dari Mantangai, berujar “ kemaren saya berpikir, apakah saya bisa diterima sebagai anggota SP, karena saya orang kampung, tidak sekolah dan tidak punya pengetahuan. Bersama SP lah saya banyak belajar mengenal dan menyadari hak-hak saya sebagai perempuan “ dengan tersendat dan berurai airmata Bu Remi bertutur dihadapan kami. Sungguh kami semua hening dan terdiam saat mendengar ujarnya. Setelah keheningan berlalu beberapa saat, Risma Umar Ketua Dewan Pengawas SP mengatakan “ tentu saja ibu layak menjadi anggota, karena siapa saja bisa menjadi anggota SP, tidak harus orang berpendidikan tinggi untuk bisa jadi angota, SP untuk siapa saja, tentu saja catatannya mereka punya perjuangan yang sama dengan SP. Dan ibu sudah melakukan banyak kerja perjuangan dan perlawanan di desa ibu, oleh sebab itu ibu layak menjadi anggota SP. Dan saya akan memberikan rekomendasi buat ibu “ kata-kata itu disambut haru oleh semua yang ada diruangan itu. Dengan airmata masih mengalir, dengan tersendat bu Remi berulang kali mengucapkan terimakasih. Teruslah bersemangat dan menjaga roh perlawanan itu buk, karena masih banyak yang harus di perjuangkan di di Bumi Tambun Bungai  khususnya bagi perempuan yang semakin menderita ulah praktik-praktik Negara dan korporasi yang meminggirkan mereka dari ruang hidup dan sumber penghidupannya.

Rasa bangga dan bahagia tergambar jelas diwajah mereka setelah Puspa Dewy Ketua Badan Eksekutif Nasional menyatakan mereka telah sah menjadi anggota SP dengan segala hak dan kewajiban yang melekat pada mereka yang telah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perserikatan. Tepuk tanggan gemuruh memenuhi ruangan itu. Winda, yang selama ini menjadi simpul dan dan perekat perjuangan perempuan disana mengatakan “ saya berterimakasih sekali pada kawan-kawan SP, saya merasa bahagai, senang, karena perjuangan yang sangat lama untuk bisa menjadi anggota,  saat ini tangung jawab bukan hanya di saya tapi kawan-kawan yang lain juga  memiliki tanggung jawab yang sama untuk perjuangan ini, dan yang paling membahagiakan adalah mendapat pengakuan dari SP sebagai seorang anggota. Puspa Dewi menyampaikan dalam arahannya, bahwa pengesahan ini adalah awal dari perjuang untuk mewujudakan kedaulatan perempuan “ jadikan AD ART sebagai acuan dan pedoman bagi kawan-kawan untuk menjalankan gerak organisasi di Kalteng ini “ ujar dewi diakhir arahannya.

Teruslah merawat dan dan membesarfkan semangat perjuangan dan perlawanan itu, buktikan kalau “Bawik mamut menteng” (perempuan pantanga menyerah dalam bahasa Dayak) untuk membela hak-hak perempuan dan kaum marjinal lainhnya. Kita akan selalu menguatkan dan memberi  roh dalam perjuangan ini. Ruang dan waktu tak akan membatasi sooidaritas untuk kemanusiaan ini, karena untuk itulah SP hadir, sebagai Oase dan harapan bagi kaum marjinal yang terpinggirkan khususnya perempuan, SP hadir untuk mereka. Sajak 7 Desember 2018 anggota SP di Kalimantan Tengah menjadi satu dalam barusan perjuangan dan perlawanan ini.

Palangka Raya, 7  Desember 2018

Translate »