Pada 17 Juli 2022, Solidaritas Perempuan bersama Koalisi Reformasi RUUKUHP melakukan pawai di Car Free Day. Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap tindakan sewenang-wenang negara yang bertekad untuk mengontrol tubuh perempuan, melampaui batas-batas privat, dan menghilangkan hak-hak perempuan melalui pembuatan aturan. Kebijakan ini semakin mempertegas upaya negara untuk membungkam demokrasi dan kebebasan berpendapat. Semua bisa kena tidak terkecuali gerakan perempuan yang selama ini memperjuangkan hak dan kedaulatan. Perempuan yang mempertahankan ruang hidupnya dari pembangunan atas nama kepentingan umum, bisa kena kriminalisasi oleh RKUHP.
Aksi ini dikemas dalam suasana santai sehingga dapat menarik minat sekaligus melibatkan masyarakat umum di ruang publik untuk memahami ancaman dan bahaya RUUKUHP apabila kebijakan tersebut benar-benar disahkan. DJ sekaligus voiceover, Jati Andito turut meramaikan aksi dengan kemahiran bermusiknya yang mengundang masyarakat umum untuk berflashmob ria secara spontan sembari mengangkat poster seruan #TolakRUUKUHP dan #SemuaBisaKena. Staf Advokasi Kasus Solidaritas Perempuan, Novia Sari, juga membacakan puisi tentang situasi perempuan yang semakin buruk oleh ancaman pembatasan ruang gerak dan demokrasi.
RKUHP mencerminkan watak patriarkis yang harus kita lawan karena #SemuaBisaKena!