HENTIKAN KEKERASAN DAN PERAMPASAN SUMBER KEHIDUPAN PEREMPUAN TERHADAP WARGA WADAS

Siaran Pers Solidaritas Perempuan
Siaran Pers merespon tindak kekerasan dan perampasan sumber kehidupan Wadon Wadas Untuk disiarkan segera

Perjuangan Warga Wadas mempertahankan sumber hidup dan kehidupannya direspon dengan kekerasan oleh negara. Pengerahan ribuan personel POLRI dan kriminalisasi yang dialami warga menjadi teror yang dilakukan negara terhadap warganya

Purworejo, 8 Februari 2022. Solidaritas Perempuan mengecam kekerasan dan perampasan sumber kehidupan perempuan di Wadas. Hari ini, ribuan polisi masuk ke Desa Wadas dengan senjata lengkap. Kehadiran mereka menimbulkan goncangan dan trauma bagi warga, terlebih dengan penangkapan setidaknya 60 orang warga dan pendamping, termasuk di antaranya perempuan dan anak-anak yang sampai saat ini masih ditahan. Polisi menurunkan banner protes penolakan tambang batu andesit yang menjadi ekspresi perlawanan warga. Mereka juga sempat mengambil paksa alat pertanian dan pisau-pisau yang biasa digunakan untuk menganyam besek.

Pernyataan  Ganjar  Pranowo  yang  mengatakan  bahwa  polisi  yang  datang  tak  lepas  dari menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat bertentangan dengan fakta terjadinya pengepungan, penangkapan warga dan pendamping, intimidasi serta kekerasan yang dilakukan aparat di Desa Wadas.

Penolakan Masyarakat Wadas, terutama perempuan atas penambangan Bendungan Bener dimulai  sejak  tahun  2015, Bagi mereka, tanah adalah ibu, darah daging mereka: sumber kebahagiaan, sumber keselamatan dan sumber kebijaksanaan hidup. Maka, proyek penambangan batuan andesit dan Bendungan Bener akan menjadi petaka. Menganyam besek menjadi simbol perlawanan perempuan yang bertekad mempertahankan vegetasi bambu yang terancam  proyek  penambangan.  Menganyam  juga  mencerminkan  tradisi yang dijaga oleh perempuan  Wadas  dalam  merajut  kebersamaan dan perjuangan merawat alam, termasuk menjaga  ketersediaan  air.  “Kehadiran  aparat hari ini di bumi Wadas menunjukkan bahwa negara tidak hadir untuk pemenuhan hak dan kesejahteraan warganya, melainkan untuk merampas kehidupan warga.”

Untuk itu kami mendesak agar :

  1. Hentikan intimidasi dan kekerasan di desa Wadas dan kembalikan barang milik warga yang dirampas paksa oleh POLRI.
  2. Tarik mundur pasukan POLRI dari desa Wadas
  3. Bebaskan warga dan pendamping yang ditangkap paksa oleh Polsek Bener.
  4. Hentikan pengukuran tanah yang dilakukan oleh Tim Pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo dan rencana pertambangan di Desa Wadas, Bener, Purworejo.
  5. Pemulihan Trauma warga, terutama perempuan dan anak-anak

 

Narahubung:
Solidaritas Perempuan (082328813038)

Komunitas Solidaritas Perempuan
l SP Anging Mammiri (Sulawesi Selatan) l SP Bungoeng Jeumpa (Aceh) l SP Jabotabek l SP Kendari (Sulawesi Tenggara) l SP Kinasih (Jogjakarta) l SP Palembang (Sumatera Selatan) l SP Palu (Sulawesi Tengah) l SP Mataram (Nusa Tenggara Barat) l SP Sumbawa (Nusa Tenggara Barat) l SP Sintuwu Raya Poso (Sulawesi Tengah) l SP Sebay Lampung (Lampung) l SP Mamut Menteng (Kalimantan Tengah)

Translate »