Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi bahari yang selama ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir, termasuk juga perempuan nelayan dan perempuan pesisir. Laut juga menjadi sumber pangan yang menyehatkan bagi kita semua.
Sayangnya, ekosistem laut dan pesisir serta masyarakat pesisir yang hidup bersamanya tidak lepas dari dampak krisis iklim, polusi, dan pandemi COVID-19. Di pesisir Makassar, perempuan nelayan dan perempuan pesisir tergusur dari sumber kehidupannya karena pemerintah fokus pada kebijakan yang mendorong investasi infrastruktur kelautan melalui pembangunan Makassar New Port (MNP) yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Perempuan nelayan dan perempuan pesisir tidak hanya menghadapi diskriminasi dan marjinalisasi karena pemerintah tidak melihat nelayan sebagai profesi perempuan, tetapi juga ancaman dampak pembangunan MNP yang mengakibatkan mata pencaharian mereka berkurang sehingga mereka terpaksa beralih profesi.
Namun demikian, perempuan nelayan terus berkonsolidasi untuk memperjuangkan hak dan sumber kehidupannya. Laporan yang dikeluarkan oleh UN Environment Programme memuat cerita tersebut yang direkam dengan baik oleh Solidaritas Perempuan bersama 120 perempuan nelayan dan perempuan pesisir dari Kelurahan Tallo dan Cambaya, Makassar, Sulawesi Selatan Link: