Jakarta, Aktual.com – Dalam rangka ulang tahun Asian Development Bank (ADB) yang ke 50, Solidaritas perempuan Indonesia menuntut pemerintah agar keluar dari keanggotaan lembaga keuangan tersebut.
Selaku Aktivis Perempuan, Puspa Dewy mengatakan bahwa selama ini projek yang dibiayai oleh ADB kebanyakan memicu kasus pelanggaram HAM sejenis penggusuran pencemaran lingkungan, sehingga dampak dari semua itu berujung paja penderitaan kaum perempuan.
“Pembiayaan yang dilakukan oleh ADB telah memicu Ketidakadilan. Mulai dari penggusuran, merusak lingkungan hingga menambah beban hutang negara dan berujung pada pengurangan subsidi,” ujarnya di Jakarta, Minggu (7/5).
“Akibat semua itu yang paling merasakan dampaknya adalah kaum perempuan. Tak heran kita melihat menjadi buruh migran perempuan akibat pendanaan ADB yang telah berkontribusi menghancurkan potensi kemakmuran rakyat,” sambungnya.
Berdasarkan catatannya, dalam 5 dekade usia ADB yang didirikan sejak 1966, lembaga itu mengklaim telah mengelontorkan dana hinggga lebih dari USD 250 untuk pembangunan di Asia Pasifik.
Faktanya praktek yang dilakukan ADB tidak memperhatikan prioritas kesejahteraan masyarakat didalamnya, namun setiap pembiayaan yang dilakukan hanya berorientasi keuntungan bisnis semata.
“Bukan mengentaskan kemiskinan malah sebaliknya membuat rakyat semakin menderita. 50 tahun sudah lebih dari cukup bagi rakyat Insonesia untuk merasakan dampak buruk akibat intervensi ADM. Kita minta Indonesia keluar dari keanggotaan ADM,” pungkasnya.
(Dadangsah Dapunta)
Sumber : Aktual.com