Oleh: Sarni Marwanti & Masthuriyah Sa’dan
Solidaritas Perempuan Kendari Sulawesi Tenggara
& Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta
Sarni.2003@gmail.com & masthuriyah.sadan@gmail.com
“Pembangunan reklamasi teluk Kendari merupakan program pembangunan emas pemerintah kota Kendari. Pembangunan tersebut menimbulkan dampak buruk yang luar biasa kepada kehidupan masyarakat sekitar pesisir teluk. Dampak terburuk tersebut dirasakan oleh perempuan nelayan Kendari. Tulisan ini merupakan kajian pengalaman pendampingan Solidaritas Perempuan Kendari Sulawesi Tenggara. Berdasarkan pengalaman pendampingan, pembangunan reklamasi teluk Kendari menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap alam dan perubahan struktur sosial-ekonomi-budaya masyarakat pesisir. Tidak hanya itu, pembangunan reklamasi juga berdampak kepada kehidupan nelayan perempuan dan keluarganya. Dengan berbagai dampak dan resiko dari pembangunan reklamasi tersebut, perempuan nelayan “rentan” menjadi perempuan yang marginal dan terdiskriminasi dalam masyarakat. Ditambah kemudian, tidak adanya pengakuan dari pemerintah bahwa nelayan tidak hanya berjenis kelamin laki-laki, tapi perempuan nelayan juga ada dalam masyarakat pesisir teluk Kendari.”
Pendahuluan
Salah satu bentuk agenda pembangunan global adalah pembangunan fasilitas umum dan pembangunan infrastruktur. Peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan menjadikan mekanisme globalisasi terjadi mulai pada tingkat Daerah, Nasional maupun Internasional khususnya di Sulawesi Tenggara tertuang dalam Visi Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sultra 2013-2018 yaitu “Mewujudkan Kesejahteraan, Mandiri dan Berdaya Saing”. Melalui Visi misi tersebut, pemerintah ingin membangun Kota Kendari seperti Kota Besar lainnya dengan desain yang ada di negara-negara maju, dengan cara mengembangkan Kota Kendari yang siap bersaing.
Konteks dari salah satu misinya yaitu Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur ke wilayah dan Kawasan Strategis, dengan maksud untuk mengembangan infrastruktur wilayah secara terpadu, mengembangkan infrastruktur perekonomian yang mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan dan simpul-simpul perekonomian serta pembangunan infrastruktur kawasan strategis untuk mendukung peningkatan nilai tambah dan pengembangan ekonomi masyarakat yang dilakukan melalui 6 mega proyek Sulawesi Tenggara, salah satunya adalah pembangunan Kendari Newport, yang merupakan agenda bersama Pemeritah Kota (Pemkot) Kendari untuk mengembangkan kawasan Teluk Kendari dan Bungku Toko (jembatan BAHTERAMAS) yang akan menjadi sebuah akses baru untuk menunjang dan merangsang pertumbuhan ekonomi baru di Sulawesi Tenggara dengan menelan anggaran sekitar 800 milliar.
Pembangunan infrastruktur tersebut sebagai upaya konkrit pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan, kemandirian ekonomi dan daya saing daerah. Namun kondisi yang demikian berbanding terbalik dengan program lainnya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat ekonomi menengah kebawah khususnya perempuan. Seperti peningkatan kapasitas pengrajin, akses modal bagi perempuan usaha kecil yang semakin sulit, kurang tersedianya program-program untuk petani perempuan dan nelayan tradisional, upah buruh yang masih rendah dan dampak lainnya.
Selanjutnya bisa dibaca di lampiran ini.