Beritafajartimur.com (Kendari) 20 Juli 2019. Perserikatan Solidaritas Perempuan mengkonsolidasikan gerakan perempuan nasional dalam kegiatan yang bertajuk Rembuk Nasional Gerakan Perempuan. Rembuk ini akan dihadiri oleh setidaknya 300 perempuan dari 12 wilayah di Indonesia berikut dengan jaringan nasional, regional dan global. Pada rembuk ini, perempuan dengan berbagai latar belakang situasi maupun identitas akan berdiskusi dan membahas berbagai situasi yang dialami oleh perempuan di wilayahnya, sekaligus berbagai pengalaman dan perjuangan perlawanan yang telah dilakukan bersama Solidaritas Perempuan.
“Solidaritas Perempuan sebagai organisasi perempuan yang terus memperjuangkan hak-hak perempuan melihat bahwa saat ini adalah momentum penting untuk mengingatkan pemerintah agar juga memperhatikan kepentingan dan pemenuhan hak-hak perempuan di Indonesia. Kami ingin mengkonsolidasikan ide, gagasan, dan kepentingan perempuan dari akar rumput untuk menjadi agenda politik perempuan yang didorong kepada pemerintah” ujar Puspa Dewy, Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan.
Kegiatan ini mengangkat tema Meneguhkan Posisi Politik Perempuan untuk Kedaulatan Perempuan. Menurut Puspa, politik perempuan diartikan sebagai perjuangan perempuan untuk terus menyuarakan dan memperjuangkan hak-haknya untuk dipenuhi, dilindungi, dan dihormati oleh negara. “Meneguhkan Posisi Politik Perempuan adalah sebuah upaya untuk memperkuat inisiatif-inisiatif perempuan dalam mempertahankan dan merebut kedaulatan perempuan atas hidup dan sumber-sumber kehidupannya,” jelas Puspa. “Rembuk ini, digagas berdasarkan situasi perempuan yang saat ini masih mengalami ketidakadilan dan diskriminasi,” lanjutnya.
Sementara itu, Risma Umar selaku Panitia Pengarah mempertegas bahwa ruang ini adalah ruang yang strategis bagi gerakan perempuan untuk saling mengambil pembelajaran penting dan bersolidaritas untuk perjuangan hak-hak perempuan di Indonesia. “Kami percaya bahwa perempuan telah memiliki berbagai inisiatif perjuangan yang bisa menginspirasi dan memperkuat gerakan secara lebih luas. Karenanya, rembuk ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyediakan ruang, bagi gerakan perempuan di tingkat lokal, nasional, hingga internasional untuk saling berbagi pengalaman dan kekuatan dalam perjuangan yang dilakukan,” papar Risma.
Rembuk Nasional Gerakan Perempuan ini akan dilakukan pada 22 – 23 Juli 2019 di Kendari sebagai bagian dari rangkaian pelaksanaan Kongres VIII Perserikatan Solidaritas Perempuan. Kendari dipilih menjadi tuan rumah perhelatan ini tidak lepas dari fakta bahwa gerakan perempuan di Kendari selama ini telah menjadi bagian penting dari gerakan sosial untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi rakyat Kendari. “Perjuangan SP Kendari bersama dengan perempuan buruh migran di Konawe Selatan, perempuan buruh sawit di Konawe maupun perempuan nelayan di pesisir Teluk Kendari harus terus digaungkan dan menjadi perjuangan bersama perempuan di seluruh Indonesia. Untuk itu, Rembuk Nasional Gerakan Perempuan menjadi ruang penting bagi kami untuk terus mendesak perubahan dan keadilan bagi perempuan. Khususnya perempuan di Sulawesi Tenggara.” tegas Wa Ode Surtiningsi selaku Panitia Pelaksana Rembuk. (BFT/KEN)
Sumber Berita : beritafajartimur.com