Siaran Pers
DISKUSI TERBUKA (OPEN FORUM) GERAKAN MASYARAKAT SIPIL INDONESIA
“PEMILU PRESIDEN 2014 DAN KEPENTINGAN KITA”
Jakarta, Senin 23 Juni 2014 sebanyak 200 pemilih perempuan dari 13 wilayah di Indonesia berkumpul di Gedung YTKI – Jakarta, untuk mensinergiskan, berdialog dan berdiskusi tentang visi, misi, program Kandidat Presiden dan kepentingan perempuan berdasarkan pengalaman dan situasi yang dialami perempuan dan kelompok marginal lainnya. Dalam diskusi ini, terangkat berbagai pandangan dan pengalaman perempuan dalam mengkritisi program-program yang ditawarkan pasangan capres/cawapres.
Diskusi terbuka ini menghadirkan perwakilan dari 5 gerakan masyarakat sipil yaitu Dekrit Rakyat, Indonesia Beragam, Bersih 2014, Gerakan Pemilih Perempuan, dan Arus Pelangi yang keseluruhannya menyampaikan agenda program yang diusung pada Pemilu 2014. Seluruh agenda tersebut akan disinergiskan dengan kepentingan perempuan yang telah disusun oleh 5000 perempuan komunitas di beberapa wilayah Indonesia.
“Dekrit Rakyat telah mengusung 10 agenda politik yang penting menjadi perhatian pasangan Capres/Cawapres, diantaranya mendesak pembatalan ratusan peraturan perundang-undangan yang bermasalah di Indonesia” Ungkap Chaliq Muhammad – Juru Bicara Dekrit Rakyat. Sementara Dian Kartika, juru bicara Indonesia Beragam juga mengungkapkan 10 agenda Indonesia Beragam yang didesak pada pasangan Capres/Cawapres. “..Isu perempuan masih belum menjadi prioritas bagi kandidat, seperti persoalan kesehatan reproduksi perempuan…” ungkapnya.
Isu yang diusung jaringan Bersih 2014 juga memiliki agenda yang tidak jauh berbeda, Khalisa Khalid, perwakilan jaringan BERSIH 2014, mengatakan bahwa “…isu lingkungan harusnya menjadi bagian dan perhatian dalam segala aspek, tidak terpisah. Ketika berbicara urusan perut, juga sangat terkait dengan lingkungan yang sehat..”.
Kepentingan kelompok minoritas, salah satunya LGBTIQ, juga belum menjadi perhatian agenda Capres, “…Padahal selama ini, kelompok LGBTIQ, mengalami kekerasan oleh kelompok tertentu. Di Makassar misalnya, kontes Waria dipaksa bubar oleh FPI. Makanya, kelompok Waria tegas menolak Capres yang bekerjasama dengan kelompok pelaku kekerasan…” Tegas Widodo – Arus Pelangi.
Agenda-agenda politik 2014 yang diusung oleh berbagai jaringan tersebut, sebagian juga merupakan agenda gerakan pemilih perempuan yang telah dirumuskan bersama. Wahidah Rustam – perwakilan Gerakan Pemilih Perempuan mengatakan “…Pemilih perempuan telah mengusung kepentingan perempuan berbasis pengalaman dan situasi mereka di masing-masing wilayah, seperti fasilitas publik yang sensitif dan responsif gender, pengelolaan sumber daya pangan, dan sebagainya..”.
Namun, sampai saat ini semua pembicaraan melihat visi, misi dan program dua kandidat belum menyentuh persoalan mendasar rakyat Indonesia, terutama perempuan. Persoalan perempuan belum dilihat sebagai persoalan utama yang perlu diselesaikan segera.
Agenda-agenda politik diatas menjadi landasan dan bahan pertimbangan bagi Pemilih Perempuan untukdapat menentukan pilihannya pada Pemilu Presiden 9 Juli mendatang.
“…Oleh karena itu, Pemilu 2014 harus menjadi awal sejarah bagi pemilih perempuan untuk menjadi pemilih cerdas. Pemilih yang memilih dengan memperhatikan, mempelajari dan memahami latar belakang calon Presiden dan rekam jejaknya, menganalisa visi, misi dan programnya yang tentunya melihat apakah sudah memenuhi kepentingan perempuan atau tidak…” ujar Wahidah Rustam – Ketua Badan Eksekutif Nasional SP. “…Penting melihat sejauhmana kepentingan, kebutuhan dan keprihatinan perempuan dapat terakomodir dalam program Kandidat Presiden…” Lanjutnya.
Saatnya perempuan menjadi pemilih cerdas, memilih atas kepentingan perempuan untuk mewujudkan Indonesia yang adil gender dan berpihak pada kepentingan perempuan.
Jakarta, 23 Juni 2014
Wahidah Rustam
Ketua Badan Eksekutif Nasional
Solidaritas Perempuan
Kontak Person :
Hasmia : (hasmia@solidaritasperempuan.org, hp : 0813 8003 8949)