Siaran Pers “Perempuan Jakarta Siap Mengawal dan Menurunkan 300 Pemantau Perempuan Pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014”

Siaran Pers Solidaritas Perempuan Jabotabek
Perempuan Jakarta Siap Mengawal dan Menurunkan 300 Pemantau Perempuan Pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014”

Jakarta, 8 Juli 2014. Solidaritas Perempuan Jabotabek bersama 300 perempuan dari 12 kampung di 5 wilayah kotamadya di Jakarta siap mengawal proses pemilihan presiden 9 Juli 2014, dengan secara aktif melakukan pemantauan di TPS-TPS di 5 wilayah tersebut. Hal ini dilakukan terutama karena ditemukan berbagai kecurangan dan kampanye kotor yang masih juga terjadi bahkan pada saat memasuki masa tenang pemilu presiden 2014 ini, yang antara lain adalah masih adanya tim sukses yang melakukan money politics. Dengan hanya adanya dua pasang kandidat capres dan cawapres, yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla, pemilu presiden kali ini menjadi pemilu yang sangat rentan terhadap berbagai pelanggaran sehingga dibutuhkan pengawasan yang sangat komprehensif. Menjadi penting bagi perempuan untuk memastikan tahapan Pemilu berjalan jujur dan adil melalui pemantauan langsung.

Di Tahun 2014 ini, Solidaritas Perempuan (SP) Jabotabek bersama Sekretariat Nasional Solidaritas Perempuan aktif melakukan pendidikan politik kepada pemilih perempuan di 12 kampung di 5 wilayah kerja SP (Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat) untuk memperkuat dan mempersiapkan pemilih perempuan dalam menghadapi Pemilu 2014, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden. Dalam proses penguatan tersebut, 2000 perempuan Jakarta  telah berhasil merumuskan agenda-agenda politik perempuan sebagai salah satu wujud dari kerja nyata perempuan dalam memperjuangkan kepentingan politiknya pada pemilu presiden 2014. Termasuk dengan mendorong agar para kandidat capres-cawapres dapat mengakomodir kebutuhan dan kepentingan perempuan menjadi program kerja masing-masing kandidat capres-cawapres 2014.

Pada 23-24 Juni 2014, Solidaritas Perempuan Jabotabek bersama 150 perwakilan perempuan dari 13 wilayah di Indonesia menganalisa serta mengkritisi visi misi dan program kerja dua pasang kandidat capres dan cawapres, kemudian merumuskan bersama kepentingan perempuan untuk menjadi perhatian dari pemerintahan RI ke depan dan menghasilkan 13 agenda kepentingan perempuan, yaitu (1) Pemenuhan akses dan kontrol perempuan atas sistem pengelolaan pangan, (2) Pemenuhan akses dan kontrol perempuan atas tanah dan pengelolaan sumber daya alam, (3) Perlindungan pengelolaan lingkungan hidup dan kehidupan perempuan, (4) Jaminan pelayanan kesehatan yang sensitif dan responsif gender, terutama kesehatan reproduksi perempuan, (5) Pemenuhan hak atas pendidikan terutama bagi kelompok marginal, (6) Pemenuhan hak atas pekerjaan dan perlindungan hak pekerja, terutama buruh migran perempuan pekerja rumah tangga, termasuk pemulihan pekerja migran perempuan, (7) Pemenuhan hak atas air, terutama air bersih bagi perempuan marginal, (8) Jaminan keberagaman, hak atas otonomi tubuh perempuan dan perlindungan kelompok minoritas, termasuk penghapusan kebijakan diskriminatif bagi perempuan dan kelompok minoritas lainnya, (9) Penyelesaian konflik serta pemulihan dan pemenuhan hak korban konflik, baik konflik bersenjata, (10) Penyelesaian konflik, pemulihan dan pemenuhan hak perempuan korban pengambilalihan sumberdaya alam, (11) Pemberantasan korupsi dan penegakan hukum yang adil dan tidak memihak pada kepentingan bisnis skala besar, (12) Partisipasi serta akses dan kontrol perempuan dalam pengambilan keputusan di segala ranah, (13) Pemenuhan hak atas rasa aman bagi perempuan dalam mengakses sumber-sumber kehidupannya.

Rumusan 13 agenda kepentingan perempuan, merupakan kebutuhan dan kepentingan nyata dari perempuan dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta. “Agenda kepentingan tersebut berangkat dari situasi dan persoalan yang dihadapi perempuan, dan harus diperjuangkan bersama. Terutama karena agenda kepentingan tersebut belum menjadi agenda prioritas dari 2 kandidat Capres-Cawapres untuk dijadikan agenda politik mereka” Ungkap Ella, perempuan asal Rawa Badak, Jakarta Utara yang terlibat dalam perumusan agenda kepentingan tersebut.

Solidaritas Perempuan  Jabotabek juga menilai bahwa pada pemilu 2014, perempuan masih menjadi sasaran politik uang untuk pengumpul suara. “Realitas politik demokrasi di Indonesia, dalam hal ini pemilu, masih menempatkan perempuan sebagai objek demokrasi, bukan sebagai pelaku demokrasi. Fakta bahwa perempuan tidak memiliki ruang dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam mengakses informasi mengenai kepemiluan, mengalami intimidasi, dan tidak bebas memilih dan memutuskan pilihan politiknya pada pemilu, hal ini merupakan satu bukti bahwa perempuan belum menjadi prioritas utama dalam proses demokrasi di Indonesia khususnya pada pemilu Presiden 2014.”, Ujar Supriyanti – Ketua Badan Eksekutif Komunitas SP Jabotabek..

Oleh karenanya, memasuki hari-H pemilihan suara, sebagai bagian dari proses penguatan dan pendidikan politik bagi 2000 perempuan di Jakarta, SP Jabotabek mendorong perempuan untuk melakukan pemantauan pemilu dan mengkritisi berbagai kecurangan yang terjadi pada pemilu presiden 2014, dan menurunkan 300 orang pemantau perempuan dari Solidaritas Perempuan Jabotabek untuk mengawal proses pemilu presiden 2014. (Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Pusat).

Proses pemantauan yang dilakukan oleh perempuan adalah ruang-ruang bagi perempuan untuk melakukan intervensi langsung atas berbagai kecurangan dan pelanggaran pemilu yang terjadi pada hari H pemilu presiden. “Melalui pemantauan pemilu ini, Solidaritas Perempuan Jabotabek kembali menekankan kepada pihak-pihak lain untuk tidak lagi menggunakan politik uang pada pemilu presiden kali ini dan mendesak kepada 2 kandidat capres-cawapres dan partai politik untuk memastikan bahwa pemilu presiden kali ini dapat berjalan dengan jujur dan adil. Dan mengusung kebutuhan dan kepentingan perempuan sebagai salah satu agenda politik utama dalam pemilu 2014.” lanjut Supriyanti – Ketua Badan Eksekutif Komunitas SP Jabotabek.

Kontak Person:
Mia Djalil  (0813-80038949, hasmia@solidaritasperempuan.org)
Lilis (082112683124)

Translate »